Wednesday, January 13, 2016

Melayani Nafsu Tante Binal

Namaku Bayu, umurku 16th, aku masih sekolah kelas satu di salah satu SMU di Jakarta. Ibuku adalah dua bersaudara dengan tanteku yang bernama Popi, umur tanteku 23th, tidak terlalu jauh diatasku. Tante Popi sangat baik dan perhatian padaku, terutama dengan sekolahku jangan sampai aku gagal mencapai cita-citaku . Dia sering memberiku uang jajan dan membelikan baju yang bagus untuku. Maklumlah dia bekerja di tempat yang lumayan basah katanya dan kudengar dia juga berpacaran dengan seorang pejabat di salah satu instansi ternama di Jakarta ini.




Agen Judi Online - Tanteku sangat hobi berbelanja, suatu hari aku diajaknya jalan-jalan oleh tanteku ke sebuah Mall. Katanya kalau nyetir sendiri dia suka pusing, makanya dia memintaku menemaninya. “Andaikan aku bisa menyetir, tanteku tidak perlu lagi pusing seperti sekarang ini” pikirku dalam hati. Dalam perjalanan seusai berbelanja tante Popi menyapaku. “Bayu udah lapar ya…?” tutur tanteku. “Iya nih, Bayu udah lapar banget tante…!” seruku padanya dengan manja. Akhirnya kamipun mampir untuk makan saat itu. “Oya… tante sebenernya pengen ajarin Bayu nyetir..!” kata tanteku ketika kami selesai menyantap makan siang bersama. “Emangnya… Bayu udah boleh bisa nyetir, tante..?” kataku pura-pura tidak mengerti. “Iya boleh dong… biar besok-besok kalau tante Popi pergi, Bayu bisa nyetirin tante…!” kata tanteku.
Singkat cerita, tanteku mengajariku nyetir di daerah Pulomas, kebetulan rute kami pulang ke arah sana. “Capek juga ternyata belajar nyetir itu” pikirku. Akhirnya tanteku nyuruh aku istirahat sejenak, sambil meminggirkan mobilnya di tempat yang agak teduh. Kamipun istirahat sambil mengobrol ringan tanpa turun dari dalam mobil, tanteku mulai bertanya-tanya kepada aku. “Bayu udah pernah pacaran, belum…?” “belum…” jawabku dengan polos. “Bayu udah gede, jadi udah boleh punya pacar..!” kata tanteku. “Coba deh.. tante mau liat punya Bayu…!” sambil dia mengarahkan tangannya ke selangkanganku. Aku kaget sekali tanteku berbuat seperti itu terhadapku, tapi aku tidak berani menolaknya, aku hanya diam saja saat itu. Perlahan tanteku membuka resleting celanaku, dan mulai mengelus-elus kontolku dari luar celana dalamku. “Aaaah…. aah…!” aku merasakan geli bercampur nikmat karena sentuhan tanteku itu, terus terang aku belum pernah mengalami hal seperti itu sebelumnya, tapi kenapa harus tanteku yang pertama kali mengelus- elus kontolku. Pikiranku berkecamuk antara rasa penasaran, malu tapi nikmat, semua bercampur membuat dag dig dug detak jantungku saat itu. “Bayu jangan malu… sama tantenya sendiri kok malu…!” ujar tanteku. Aku diam saja, karena bingung mesti berkata apa. “Tante ingin agar Bayu tahu gimana rasanya… kan Bayu udah gede… nanti juga Bayu akan merasakan hal seperti ini kalau Bayu udah punya pacar..!” bujuk tanteku. “Aaaaah….. sssshh…!” tanpa kusadari aku merintih karena rasa nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Tanteku mulai memasukkan tangannya meraih batang kontolku yang sudah mulai tegang, aku malu bukan main, karena selama ini aku sangat hormat sekali padanya. Tangan tanteku memang lihai, dia remas-remas dengan lembut kontolku, sampai akhirnya benar- benar tegang dan berhasil digenggam sepenuhnya. Celana dalamku diturunkan olehnya, tampak kontolku mengacung keatas saking tegangnya. Tanteku tersenyum bangga, sambil mulai mengocoknya dengan lembut. “Aaaaow…. nikmaaaaat sekali… rasanya….!” pikirku. Gimana ya, kalo tiap hari merasakannya, aku jadi mengkhayal jauh, pasti pacar tanteku yang pejabat itu mendapat kenikmatan seperti ini setiap hari. “Waaah… pasti puas hidupnya kali ya…?” semakin terbayang olehku jika aku jadi seperti dia.
Sementara itu, tanteku terus mengocok-ngocok batang kontolku, sambil sesekali memberikan pijatan- pijatan pada bagian tertentu yang membuatku jadi kelojotan menahan denyut demi denyut rasa nikmat yang luar biasa. Tampaknya tanteku sangat berpengalaman dalam bidang kocok mengkocok barang laki-laki , pantas kalo selama ini aku dengar dari ibuku, bahwa tanteku ini lagi diperebutkan banyak laki-laki yang ingin mengawininya. “Wah aku jadi keponakan yang paling beruntung… dong… , dibanding orang-orang yang berebut tadi….!” Sambil merem melek saking nikmatnya, tiba-tiba tanteku menundukan kepalanya ke arah kontolku, aku jadi heran apa yang akan dilakukannya. “Gila….!” dia masukan batang kontolku ke dalam mulutnya dan, “Aaaakh… ooooooouw..!” hangat sekali rasanya. Aku tidak tahan lagi saat tanteku menghisap dan menjilati kontolku mulai dari bijinya sampai ke semua bagian tanpa terlewatkan. “Gimana rasanya…..Bayu ? ”tanya tanteku. Aku diam saja karena malu “Ya udah… Bayu… keluarin aja….. jangan ditahan-tahan yaa…!” ungkap tanteku. Makin terasa pada batang kontolku seakan ada yang berdenyut dan hendak mendesak keluar, tiba-tiba “Aaaaakh… crootts… croootts… ooooh…… tanteee… Bayu… keluaaaar… .!!” Cukup dengan tujuh kali hisapan saja pada batang kontolku, air maniku muncrat tidak bisa dibendung lagi, dan berceceran membasahi celana yang kupakai, tanteku puas melihatnya. Itulah pengalaman pertama dan termanis yang aku terima dari tante Popiku yang binal.
Semenjak itu aku jadi ketagihan dikocok oleh tante Popiku, sampai saat ini kocokan tante Popiku masih kudapatkan, bahkan meningkat, tante Popiku mengajarkan hal lain yang lebih seru, dan hal tersebut kami lakukan bertiga bersama suaminya. Kini atas permintaan tante Popiku dan suaminya, kami tinggal bersama satu rumah, dengan tanpa henti- hentinya kami menikmati permainan panas bertiga setiap saat.

No comments:

Post a Comment